Pandemi Covid-19 telah membawa perubahan besar terhadap cara orang berinteraksi dan berkomunikasi, bertransaksi, dan menjalankan aktivitas ekonomi. Pasalnya, pandemi mengakselerasi digitalisasi, di mana semakin banyak orang memanfaatkan teknologi informasi dan internet dalam kegiatan sehari-hari di tengah pembatasan mobilitas.
Generasi muda sebagai pengguna terbanyak internet dan media sosial yang adaptif terhadap perubahan diharapkan mampu mengambil peluang dalam mengembangkan ekonomi kreatif dengan memanfaatkan platform digital.
Dalam webinar bertema “Bangkit Pasca Pandemi! Bangun Perekonomian Daerah Berbasis Digital” yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, Senin (8/8), Inspirator Dasterpreneur Azura mengatakan, perkembangan teknologi digital membantu kerja-kerja pelaku UMKM dalam meningkatkan bisnisnya, yang akhirnya akan berkontribusi pada ekonomi daerah dan secara nasional.
Pada era pandemi, UMKM dituntut untuk menyesuaikan proses bisnis dan pelayanan terhadap konsumen supaya lebih cepat dan efektif. Sebagaimana diketahui, hampir seluruh kegiatan ekonomi mandek akibat pandemi, tak terkecuali UMKM. “Digitalisasi membantu UMKM untuk bangkit pasca pandemi. Jika margin profitnya meningkat, penyerapan tenaga kerja bertambah, otomatis perputaran uang di daerah tempat UMKM itu beroperasi pun makin banyak,” ujarnya, dikutip Senin (15/8/2022).
Dia menegaskan, UMKM punya peran strategis dalam pembangunan nasional. “UMKM yang go internasional menjadi sarana menambah devisa negara,” imbuh Azura dalam webinar yang ditujukan khususnya bagi komunitas di Sulawesi dan sekitarnya. Pada kesempatan yang sama, Humas Pemprov Sulsel Mudrikan Hidayat Nacong mengatakan, perkembangan teknologi digital dapat mendorong berkembangnya seni dan budaya.
Masyarakat pun kini sampai pada era ekonomi kreatif, setelah melalui berbagai era seperti pertanian, industri, dan informasi. “Di tengah ketidakpastian global, ekonomi kreatif jadi harapan baru,” ucapnya.
Dia pun menjabarkan beberapa subsektor ekonomi kreatif (ekraf), yaitu arsitektur, desain interior, diskomvis, desain produk, film animasi dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, fashion, aplikasi dan game developer, penerbitan, periklanan, televisi dan radio, seni pertunjukan, dan seni rupa. “Peluang yang mendorong pengembangan ekraf antara lain karena adanya bonus demografi, meningkatnya permintaan produk ekraf, meningkatnya jumlah kelas menengah, berkembangnya gaya hidup digital, serta potensi kekayaan alam dan budaya,” paparnya.
Koordinator Jaringan Japelidi sekaligus Dosen Ilmu Komunikasi UGM Novi Kurnia menambahkan, transaksi digital semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah pengguna internet di Indonesia. “Mayoritas adalah generasi muda. Ini karena mereka relatif lebih cepat beradaptasi dengan teknologi,” tukasnya.
Dia melanjutkan, pandemi mendorong perubahan gaya hidup semakin tinggi, dari kegiatan akademis hingga bisnis. Ekonomi digital pun meningkat cepat. “Tantangan pengembangan kewirausahaan digital bagi generasi muda daerah meliputi target pengguna, inovasi dan kolaborasi, strategi marketing digital, dan literasi digital.
Literasi digital ini meliputi kecakapan digital, keamanan digital, etika digital, dan budaya digital,” bebernya. Dengan hadirnya program GNLD oleh Kementerian Kominfo diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif di era industri 4.0.
(Artikel dari https://ekbis.sindonews.com/read/855919/34/pacu-peran-generasi-muda-untuk-percepat-pemulihan-ekonomi-daerah-pasca-pandemi-1660478888)
Pacu Peran Generasi Muda untuk Percepat Pemulihan Ekonomi - Global Artha Jasa
Aug 22, 2022
Aug 22, 2022