Memasuki tahun kedua pandemi Covid-19, kondisi disruptif terus berpengaruh pada kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, dampak negatif tidak hanya memukul sektor kesehatan, namun juga berbagai sektor perekonomian dengan ragam konsekuensi seperti PHK, penurunan omzet usaha, dan penerapan kebijakan untuk efisiensi biaya.
Koperasi sebagai salah satu badan usaha pun turut terdampak. Saat peringatan Hari Koperasi Nasional ke-74 ini Teten mengatakan, tagline dari peringatan Hari Koperasi Nasional ke-74 ini adalah "Untung Bareng Koperasi", yang didasari semangat untuk membangun kesadaran masyarakat Indonesia bahwa koperasi memiliki potensi besar untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. "Selain peningkatan ekonomi anggota, koperasi diharapkan juga menjadi lembaga sosial dan lembaga pendidikan bagi anggota dan masyarakat," imbuhnya.
Dia menambahkan, perjuangan bersama untuk menjadikan koperasi sebagai sokoguru ekonomi Indonesia masih terus berlanjut. Tujuannya, koperasi bisa menjadi pilihan utama untuk kegiatan perekonomian. "Perlu kita akui bahwa koperasi belum sepenuhnya menjadi pilihan utama kelembagaan ekonomi rakyat," ucap Teten.
Hal ini ditunjukkan oleh dua indikator, pertama adalah masih rendahnya partisipasi penduduk menjadi anggota koperasi (8,41%), masih di bawah rata-rata dunia yakni di 16,31%. Meskipun di beberapa provinsi seperti NTT dan Kalimantan Barat tingkat partisipasi masyarakat berkoperasi tinggi. "Kedua, rendahnya kontribusi koperasi terhadap perekonomian nasional yang saat ini sebesar 5,1%," sambungnya.
(Artikel dari https://ekbis.sindonews.com/read/480502/34/74-tahun-usia-soko-guru-ekonomi-koperasi-masih-jadi-nomor-sekian-1626062869)
Untung Bareng Koperasi - Global Artha Jasa
Sep 19, 2022
Sep 19, 2022